Mengupas Tuntas Tentang Konsep Desentralisasi dan Sentralisasi Dalam Cryptocurrency

davidasync
4 min readMay 10, 2018

--

Mengupas Tuntas Tentang Konsep Desentralisasi dan Sentralisasi Dalam Cryptocurrency — Istilah Cryptocurrency memang masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia, hanya segelintir orang yang berkutat di dunia bisnis sajalah yang memahami apa itu Cryptocurrency. Meskipun begitu, penting bagi Anda untuk mulai mempelajari apa itu Cryptocurrency, karena seiring dengan perkembangan teknologi modern saat ini, bentuk mata uang juga mengalami perubahan.

Cryptoccurency adalah mata uang digital yang dijalankan oleh jaringan teknologi canggih peer to peer dan juga dibuat dengan teknik enkripsi (kode tertulis). Sebagaimana mata uang real, Cryptocurrency juga terdiri atas berbagai macam jenis dan juga mengusung konsep sistem layaknya bank real.

Tapi. berbeda dengan mata uang real dimana setiap negara memiliki mata uang dan kurs berbeda. Di dalam Cryptocurrency, uang digital yang digunakan di berbagai negara adalah sama. Sebab mata uang digital hanya berpaku pada satu sistem yang sama.

Dari begitu banyaknya jenis mata uang digital yang beredar pada saat ini, namun yang paling populer adalah Bitcoin dan kemudian mengikuti Ethereum. Bukan tanpa alasan, Bitcoin adalah mata uang digital dengan kurs tertinggi hari ini. Sebagai mata uang digital paling kuat di dunia, Bitcoin memiliki harga yang sangat fantastis per-coinnya.

Berbicara tentang Cryptocurrency, tentu tidak akan lengkap apabila tidak membahas mengenai konsep sistem yang diterapkan. Sebab hal ini bisa menjadi tolak ukur profesionalitas dari produk mata uang digital yang dipasarkan. Selain itu, bisa juga dijadikan patokan akan kualitas dan keamanan dari perusahaan yang menggagas Cryptocurrency ini.

Read More Review Terlengkap Tentang Bitcoin Diamond (BCD)

Apa itu Konsep Desentralisasi dan Sentralisasi Dalam Cryptocurrency?

Apa itu Konsep Desentralisasi dan Sentralisasi Dalam Cryptocurrency — Mengupas Tuntas Tentang Konsep Desentralisasi dan Sentralisasi Dalam Cryptocurrency

Konsep desentralisasi dan sentralisasi dalam Cryptocurrency memegang sebuah peran yang sangat penting. Sebab penggunaan konsep yang diusung dapat memberikan suatu dampak signifikan pada sistem Crypto. Penambang lama mungkin sudah sangat familiar dengan perbedaan dari sentralisasi maupun desentralisasi yang ditetapkan dalam Crypto. Namun bagi pemula, bisa sangat membingungkan.

Secara umum, dapat diambil kesimpulan bahwa konsep desentralisasi dalam Cryptocurrency memiliki pengertian sebagai tidak terpusat secara langsung atau peer to peer melalui blockchain.

Sedangkan sentralisasi adalah konsep dimana semua transaksi yang dilakukan penambang adalah terpusat, dengan kata lain diatur melalui sebuah sistem kemudian dikonfirmasikan ke jaringan.

Mengapa Cryptocurrency Memilih Menerapkan Desentralisasi?

Mengapa Cryptocurrency Memilih Menerapkan Desentralisasi — Mengupas Tuntas Tentang Konsep Desentralisasi dan Sentralisasi Dalam Cryptocurrency

Mungkin banyak yang sudah mengetahui bahwa Cryptoccurency berdiri di atas sistem yang terdesentralisasi, namun ternyata banyak yang tidak tahu apa alasan dibaliknya. Seperti yang telah diketahui, bahwa desentralisasi yang dilakukan pada Bitcoin ini adalah dengan mengkombinasikan beberapa metode teknis dan juga rekayasa engineering.

Untuk melengkapi informasi Anda mengenai alasan dibalik pemilihan metode desentralisasi ini, maka Anda juga diharuskan untuk mengetahui beberapa trouble yang pernah terjadi pada desentralisasi dan sentralisasi di Cryptoccurency.

Berkaca dari pengalaman teknologi digital lain yang juga menerapkan desentralisasi. Bahwa sebenarnya suatu sistem tidak bisa mengusung konsep murni, baik itu sentralisasi ataupun desentralisasi. Contohnya adalah email. Meskipun mengusung sistem desentralisasi, tapi yang terjadi kemudian adalah beberapa provider dari webmail terpusat akhirnya mendominasi.

Read More Mengenal Bitcoin Cash, Altcoin dari Koin Digital Tertua

Dan hal ini juga dialami oleh Cryptocurrency. Saat Bitcoin terdesentralisasi, maka jasa dan layanan dari pihak ketiga seperti perangkat lunak wallet Bitcoin, Bitcoin Exchange dan lain sebagainya akan memberikan akses kepada beberapa pihak untuk kemudian mengelola Bitcoin dan menjalannya secara terpusat (sentralisasi) atau desentralisasi.

Apabila dikaji secara lebih jauh, maka ada beberapa hal yang menjadikan Bitcoin fleksibel (Bisa berjalan menggunakan sistem sentralisasi atau desentralisasi). Sebab jaringan blok pada Bitcoin nyaris mendekati sebuah sistem desentralisasi yang murni. Penambang bisa menjalankan Bitcoin dan juga memperkecil resiko penghambat sistem.

Kelebihan dan Kekurangan Desentralisasi

Kelebihan dan Kekurangan Desentralisasi — Mengupas Tuntas Tentang Konsep Desentralisasi dan Sentralisasi Dalam Cryptocurrency

Sebagaimana sistem lain yang menggunakan desentralisasi dan sentralisasi, kedua konsep ini juga memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri ketika diaplikasikan pada Cryptocurrency. Berikut di bawah ini adalah penjelasan singkatnya:

Seperti yang mungkin telah diketahui, bahwa Blockchain dalam Bitcoin adalah sebuah sistem yang mengusung kosep desentralisasi. Yang berarti jika Bitcoin ini tidak bisa dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah atau eksternal manapun, yang mungkin akan memberikan dampak buruk terhadap sistem.

Di samping itu, Bitcoin juga dapat dijadikan sebagai suatu contoh dari kesuksesan penggunaan sistem bernama peer to peer. Yang mana di dalam sistem ini tidak ada pusat yang menjadi pengendali atau pengontrol jalannya sistem ini. Maka wajar saja apabila banyak prediksi yang mengatakan bahwa Bitcoin memiliki potensi menggantikan peran kartu debit dan juga kartu kredit di kemudian hari.

  1. Kekurangan Desentralisasi

Read More Mengenal Cardano, Cryptocurrency Baru yang Patut Dipertimbangkan

Bukan hanya memiliki kelebihan, Desentralisasi faktanya juga memiliki kekurangan. Salah satunya adalah bahwa apabila Anda melakukan transaksi menggunakan sistem Bitcoin, maka tidak akan bisa dibatalkan lagi. Sehingga apabila terjadi suatu kesalahan dalam transaksi, maka saldo yang sudah dibayarkan tidak akan bisa kembali lagi apapun alasannya.

Dalam Cryptocurrency, transaksi apapun yang sudah dikonfirmasi ke blockchain maka bersifat mutlak, dengan kata lain tidak dapat diganggu-gugat. Tentu sangat berbeda jika dibandingkan sistem sentralisasi yang diterapkan pada kartu kredit. Yang mana konsumen akan mendapatkan suatu perlindungan apabila terjadi kesalahan transaksi dan masih bisa mendapatkan uangnya kembali.

Selain itu, penggunaan Bitcoin di dalam remitansi dapat terhambat oleh beberapa kendala. Karena siapapun yang menerima dana dalam bentuk Bitcoin diharuskan mengkonversi ke mata uang lokal dengan menggunakan service exchange. Hal inilah yang kemudian memperlambat penerapan Bitcoin dalam menjadi sebuah alat untuk transaksi remitansi.

Itulah artikel tentang Mengupas Tuntas Tentang Konsep Desentralisasi dan Sentralisasi Dalam Cryptocurrency. Sebagaimana dijelaskan pada artikel ini dalam suatu sistem tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Jika Anda menyukai artikel ini jangan lupa like, share, dan subscribe!

Rule no.1: never lose money, rule no2: don’t forget rule no.1 ~ Warrent Buffet

Originally published at nginy.net on May 10, 2018.

--

--

davidasync
davidasync

Written by davidasync

The Joy of discovery is one of the best things about being a software developer ~ Eric Elliott

No responses yet